Launching FHQ Nusaibah

Alhamdulillah setelah sukses merintis FHQ Al-Banna dan TKA-Nusaibah Bandung, kini Santri-santri FHQ Al-Banna yang dahulu dibina oleh Ummi dan Abi khonsa mendapat wadah baru dengan nama: FHQ Nusaibah Cabang Bogor dengan para pengajar Ummi Yayuk dan Ummi Nadia.
Baik Nusaibah Bandung maupun Bogor memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pembinaan, dan dibawah koordinasi Bengkel Tahsin Al-Qur'an bekerjasama dengan Taman Bacaan Keluarga Pelangi, para santri FHQ Nusaibah akan dibina menjadi calon hafizh/hafizhoh yang sholeh/sholehah insya Allah.

Untuk Lebih lengkap dapat mengunjungi blog berikut:
1. Nusaibah Bandung : www.tka-nusaibah.blogspot.com
2. Nusaibah Bogor: www.fhq-nusaibahbogor.blogspot.com

DAUROH AL-QUR'AN LIL-ASAATIDZAH

Alhamdulillah acara dauroh untuk para guru TPA Al-Banna Telah sukses dilaksanakan. Acara ini diikuti oleh sekitar 25 orang dibawah bimbingan Ust. H. Ahmad Muzzammil MF Al-Hafizh.
Acara Dauroh ini fokus kepada materi bacaan ghorib

Mengintip Metode Menghafal Quran

I. Pendahuluan


Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan dimana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur’an. 3P (Three P) tersebut adalah:

1. Persiapan (Isti’dad)

Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:

a. Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam).
b. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi

c. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala


2. Pengesahan (Tashih/setor)

Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman tersebut, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan

3. Pengulangan (Muroja’ah/Penjagaan)

Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkannya

II. Syarat Utama Untuk

Memudahkan Hafalan

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah.
2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang menjaga al-qur’an.
3. Istiqomah sampai ajal musamma.
4. Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf).
5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah).
6. Minimal sudah pernah khatam al-qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali).
7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok).
8. Menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu.
9. Memahami ayat yang akan dihafal

III. Macam-macam Metode

Menghafal

A. Sistem Fardhi

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):

1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang.
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati.
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan.
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai).
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa).
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal.
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo).
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.


Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.

Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.

4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup).
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.


B. Sistem Jama’i.


Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:

a. Bersama-sama baca keras.
b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:

a. Persiapan:

1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah.
2. Ustad/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta.
3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah.
4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah untuk setor halaman baru dan muroja’ah hafalan lama.

b. Setoran ke ustad/ ustadzah:

1. Muroja’ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja’ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama.
2. Setor hafalan baru:
a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama.
b. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.
c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.

3. Muroja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan. Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang berhalangan
hadir, maka ustad wajib menggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz,
halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.

c. Muroja’ah ditempat:

1. Kembali ketempat semula.
2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja’ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran.
3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya.
4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustad/ustadzah.

IV. Keistimewaan sistem jama’i


1. Cepat menguasai bacaan al-qur’an dengan benar.
2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain.
3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca.
4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur’an.
5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik.
6. Menguatkan hafalan lama dan baru.
7. Semangat muroja’ah dan menambah hafalan baru.
8. Meringankan beban ustad.
9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur’an.
10. Mampu berda’wah dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah.
11. Siap untuk dites dengan sistem acakan.
12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan.

V. Jaminan

1. Hafalan al-qur’an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya. (perlu bukti, admin imm).
2. Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat.
3. Pilihan Allah dan memperoleh surga ‘adn diakhirat nanti (surah fatir:23-24)

VI. Metode Muroja’ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama’i)

Ayat-ayat al-qur’an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-‘ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja’ah.

Berikut ini cara muroja’ah:

1. Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan ustad/ustadzah dan penampilan.
2. Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.
3. Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama’ah/istri/
suami dst.
4. Ketika lupa dalam muroja’ah maka lakukan berikut ini:
• Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu.
• Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushaf
dan,
• Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan ayat lain) maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah).

Belajar dan menghafal al-Quran sendiri, mungkinkah?

Pertanyaan

Ustadz,

Bagaimana metode belajar dan menghafal al-Qur'an sendiri tanpa guru, bila saya ada waktu luang di kantor Lokasi saya di daerah Meruya , dimana lokasi terdekat untuk belajar?

ilham

Jawaban

Alhamdulillah, washshslatu wassalamu 'ala Rasulillah wa ba'du.

Bapak Ilham yang dirahmati Allah, belajar dan menghafal Al-Qur'an adalah pekerjaan yang sangat mudah. karena memang ada jaminan dari Allah SWT akan hal itu. kita bisa lihat dalam Al-Qur'an surat Al-Qamar, surat ke 54 ayat 17, 22, 32 dan 40.

"Sungguh telah kami mudahkan Al-Qur'an itu untuk diingat, maka apakah ada orang yang mengambil pelajaran?".

Ayat ini berulangan sampai empat kali, ini adalah sebagai penegasan dari Allah SWT bahwa Al-Qur'an mudah dipelajari, difahami, dihafal bahkan Al-Qur'an mudah diamalkan.

Di zaman modern ini banyak cara untuk bisa mempelajari Al-Qur'an,baik melalui CD, kaset dan lain sebagainya. Dengan demikian tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak belajar AlQur'an. jadi bapak bisa mendengarkan kemudian mengikuti bacaan dari kaset atau CD tersebut. Bapak juga harus pandai-pandai memanfaatkan waktu luang dengan mendegarkan salah satu tilawah seorang syaikh terkenal. Saat berangkat juga bisa dimanfaatkan untuk mendengarkan tilawah tersebut. Lakukan itu secara berulang-ulang, insya Allah, sedikit demi sedikit bapak akan mampu, namun usaha ini barang tentu hasilnya sangat berbeda dengan orang yang belajar dengan bimbingan seorang guru.

Maka yang harus kita fahami bersama, bahwa belajar Al-Qur’an yang benar adalah harus dengan guru yang mengajari dan membimbingnya. karena dengan demikian dia dapat memperbaikinya bilamana sang murid keliru dalam membaca dan melafazhkan ayat-ayat Al-Qur’an. Karena dengan talaqqi dan musyafaha (menerima pelajaran dengan berhadapan langsung) kepada guru inilah cara yang paling benar. Sebagaimana para Ahlul Qur’an bertalaqqi langsung kepada gurunya, gurungya bertalaqqi kepada gurunya lagi sampai kepada para qari’ dari kalangan Tabi’in, kemudian mereka bertalaqqi kepada qari’ dari kalangan Shahabat RA, kemudian mereka bertalaqqi langsung kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertalaqqi kepada Malaikat Jibril dan malaikat jibril menerima Al-Qur’an dari Allah SWT.

Bila tidak mengganggu konsentrasi bapak dalam bekerja di kantor, bisa saja bapak memanfaatkan sarana teknologi yang ada yang saya sebutkan tadi di atas. Tapi ini semua hanyalah sebagai sarana penunjang bapak dalam belajar Al-Qur'an. Sekali lagi bahwa belajar Al-Qur'an pada hakikatnya harus dengan guru, dan tidak boleh tidak.

Sedikit saran dari saya agar bapak mengumpulkan teman-teman sekantor untuk sama-sama berkomitmen dalam mengahafal Al-Qur'an, kemudian memanggil seorang guru yang bisa datang ke kantor untuk mengajarkan cara membaca dan menghafalkan Al-Qur'an walaupun hanya satu pekan sekali. ini akan lebih baik dari pada belajar Al-Qur'an sama sekali tidak dengan bimbingan guru. kalau ini bisa berlangsung secara kontiniu, insya Allah maka bapak bisa melihat hasilnya sendiri nanti.

Mohon maaf untuk sementara waktu kami belum mendapatkan informasi tentang lembaga yang mengajarkan untuk menghafal A-Qur’an di daerah Meruya.

Wallahu ‘alam bishshawab

sumber: warnaislam.com